Siapapun yang hendak menggapai sesuatu yang berharga maka ia juga harus menyiapkan tempat yang aman untuk menjaga nya. Seorang pedagang perhiasan misal nya sebelum ia membuka toko perhiasan maka ia harus menyiapkan brangkas & perangkat-perangkat keamanan yang lain agar perhiasan yang ia jual tetap aman.
Tidak sampai disitu ia juga membutuhkan kotak perhiasan yang indah dan menarik, tidak boleh ada kotoran debu sedikitpun karena disitulah ia akan menaruh emas, perak, berlian yang akan ia jual.
Ilmu agama, tidak diragukan laga bahwa ia lebih berharga dari emas dan perak, karena ia merupakan petunjuk untuk menempuh jalan sampai ke surga dan ia juga merupakan warisan para Nabi kepada Ummat nya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan jalan baginya menuju surga" (HR. Muslim)
Beliau juga bersabda :
"Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka dia telah memperoleh keberuntungan yang banyak" (HR. Abu Dawud & At Tirmidzi).
Dari hadits ini dapat kita fahami bersama betapa Agung nya kedudukan ilmu agama, maka siapapun yang hendak menggapainya harus menyiapkan tempat yang baik untuk menjaga nya dan Hati adalah tempat bersarang nya ilmu agama pada diri seseorang maka wajib bagi setiap penuntut ilmu untuk menyiapkan hati nya.
Syekh Sholeh Al Ushoimi hafidzhahullah berkata :
"Sucikanlah wadah ilmu, yaitu hati. Karena sesuai kadar kesucian hati seseorang, sebesar itupula kadar ilmu yang akan masuk kepadanya. Jika semakin bertambah suci hati nya, maka akan semakin bertambah penerimaannya terhadap ilmu. Siapa yang ingin meraih ilmu, maka perindahlah batinnya, sucikanlah hatinya dari segala najis". (Khulashoh Tadhimul ilmi, hal 9)
Beliau juga mengatakan dalam kitab yang sama :
"Ilmu adalah permata mulia. Tidak akan cocok bertempat kecuali di hati yang bersih".
Hati yang bersih adalah hati yang bersih dari noda-noda Syahwat kemaksiatan dan Syubhat, dan itu semua akan menjadi suci apabila seorang hamba senantiasa mentaati Allah dan Rasul- Nya, serta ia senantiasa bersegera bertaubat kepada Allah apabila melakukan kesalahan.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
"Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan ar raan yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka". (HR. Tirmidzi).
Marilah sucikan hati.
Yasir
12 Okt 2020